Hari terus berganti, banyak yang telah dilalui manusia pada masa hidupnya, begitu banyak yang dikejar di alam dunia ini, sehingga sering kali lupa bahwa kehidupan yang hakiki itu di akhirat.
Jalanan ada ujungnya, perjalanan ini juga akan ada akhirnya. Apa yang ada di dunia ini akan berlalu seiring perjalanan waktu, hingga pada akhirnya semua akan lenyap.
Pesan Nabi SAW. agar kita banyak ingat kematian dan mempersiapkan diri menghadapinya (aktsaruhum dzikral lilmawti wa asyadduhum isti’dadan lahu), (HR. Ibnu Majah). Begitu pun tutur Beliau : “Kafaa bilmawti waa’idzan”, (cukuplah kematian itu sebagai nasehat), (HR. Tabrani).
DALAM tiap sel tubuh manusia ternyata ada sebuah sistem waktu yang bertugas mengontrol seluruh proses, mulai dari lahir hingga kematian. Para ilmuwan menyebutnya sistem kematian sel, sebuah sistem yang bergerak dan berbunyi untuk mengatur tiap sel tubuh manusia termasuk detak jantung.
Pesan Nabi SAW. agar kita banyak ingat kematian dan mempersiapkan diri menghadapinya (aktsaruhum dzikral lilmawti wa asyadduhum isti’dadan lahu), (HR. Ibnu Majah). Begitu pun tutur Beliau : “Kafaa bilmawti waa’idzan”, (cukuplah kematian itu sebagai nasehat), (HR. Tabrani).
DALAM tiap sel tubuh manusia ternyata ada sebuah sistem waktu yang bertugas mengontrol seluruh proses, mulai dari lahir hingga kematian. Para ilmuwan menyebutnya sistem kematian sel, sebuah sistem yang bergerak dan berbunyi untuk mengatur tiap sel tubuh manusia termasuk detak jantung.
Sebuah sistem yang juga tidak mampu menambah atau mengurangi, sehingga ketika berada diakhir waktu/ketukan, maka kematian datang setelahnya dan tidak pernah bisa ditunda.
فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
“Maka jika datang waktu kematian mereka, tidak bisa mereka tunda dan dan mendahulukannya sedetikpun,”[QS. An-Nahl: 61].
Para ilmuwan mengkonfirmasi bahwa kematian berawal dari dalam sperma, dan berkembang di dalamnya sejak manusia dalam rahim. Mereka mengatakan: kematian diciptakan dalam setiap unsur sel seperti katup pengaman yang mengontrol kehidupan sel, setelah semua terpecah dan mengubah ukuran unsur-unsur tersebut, maka ketika semakin pendek ukurannya maka kematian semakin dekat, dan pada ukuran tertentu sel reproduksi akan berhenti dan mati, dan itulah yang dibuktikan melalui Al-Quran, Allah berfirman:
“Kami telah memperkirakan kematian di antara kalian dan kami tidak mendahuluinya,” (QS. Al-Waqi’ah: 60).
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. 63:11)
Semua akan berakhir dengan kematian. Namun tidak diketahui di mana, kapan dan bagaimana. Karena itu tidak penting. Sebab, yang penting adalah dalam keadaan bagaiamana kita dipanggil Allah.
Kematian bukanlah akhir segalanya, tapi awal dari kehidupan kita yang sebenarnya, apa yang kita tanam di dunia akan kita tuai d akhirat. “Ad-Dunya mazro’atul aakhirah” (dunia ini tempat menanam untuk hidup akhirat).
Allahu a’lam bish-shawab.
فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
“Maka jika datang waktu kematian mereka, tidak bisa mereka tunda dan dan mendahulukannya sedetikpun,”[QS. An-Nahl: 61].
Para ilmuwan mengkonfirmasi bahwa kematian berawal dari dalam sperma, dan berkembang di dalamnya sejak manusia dalam rahim. Mereka mengatakan: kematian diciptakan dalam setiap unsur sel seperti katup pengaman yang mengontrol kehidupan sel, setelah semua terpecah dan mengubah ukuran unsur-unsur tersebut, maka ketika semakin pendek ukurannya maka kematian semakin dekat, dan pada ukuran tertentu sel reproduksi akan berhenti dan mati, dan itulah yang dibuktikan melalui Al-Quran, Allah berfirman:
“Kami telah memperkirakan kematian di antara kalian dan kami tidak mendahuluinya,” (QS. Al-Waqi’ah: 60).
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. 63:11)
Semua akan berakhir dengan kematian. Namun tidak diketahui di mana, kapan dan bagaimana. Karena itu tidak penting. Sebab, yang penting adalah dalam keadaan bagaiamana kita dipanggil Allah.
Kematian bukanlah akhir segalanya, tapi awal dari kehidupan kita yang sebenarnya, apa yang kita tanam di dunia akan kita tuai d akhirat. “Ad-Dunya mazro’atul aakhirah” (dunia ini tempat menanam untuk hidup akhirat).
Allahu a’lam bish-shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar