Di musim hujan atau cuaca dingin, mengonsumsi makanan hangat dan berkuah, seperti bakso, sayur sop, dan soto ayam, memang sangat menggiurkan.
Apalagi jika disajikan dalam keadaan masih panas, sangat menggugah selera, Perut rasanya langsung keroncongan.
Namun tahukah, Rosulullah SAW bersabda bahwa setiap orang yang memakan makanan yang panas, akan datang kepadanya 7 bahaya. Yaitu:
1. Pelupa.
2. Keringnya lidah.
3. Hilangnya kekuatan dari tubuh.
4. Berkurangnya pendengaran.
5. Berkurangnya cahaya mata.
6. Memucatkan wajah.
7. Hilangnya berkah dari makanan.
Dan kebiasaan mengonsumsi makanan yang masih panas juga ternyata tidak disarankan karena berakibat buruk bagi kesehatan.
Beberapa organ tubuh, seperti gigi, lidah, dan lambung, akan terganggu fungsi kerjanya jika Anda memaksakan menyantap makanan tanpa didinginkan terlebih dahulu.
Semakin berkembanganya teknologi sains, akhirnya sedikit demi sedikit mulai terkuak, mengapa Rasulullah Salallahu'alaihi wassalam melarang umatnya untuk meniup makanan dan minuman panas.
~ Dampak meniup makanan
1. Sebabkan penyakit jantung
Penyebab larangan meniup makanan yang pertama ini sangat berhubungan erat dengan sebuah zat kimia yang disebut asam karbonat.
Asam karbonat atau H2C03 adalah senyawa kimia yang sebenarnya sudah ada didalam tubuh kita dimana berfungsi untuk mengatur kadar keasaman darah.
Semakin tinggi kandungan asam karbonat dalam darah maka akan semakin asam darah. Pada normalnya darah memiliki batasan kadar keasaman atau Ph yakni 7,35 sampai 7,45. Jika kadar keasaman ini lebih tinggi dari ph normal maka tubuh dapat berada dalam kondisi asidosis.
Kondisi asidosis sendiri cukup berbahaya bagi tubuh yang dapat menyebabkan gangguan jantung ditandai dengan napas menjadi lebih cepat, sesak, pusing karena tubuh berusaha menyeimbangkan kadar ph darah.
2. Mengganggu kesehatan ginjal
Makanan panas yang ditiup sebabkan bercampurnya H2O dengan CO2 yang akan menjadi H2CO3 atau senyawa asam karbonat, dimana hal itu berfungsi mengatur tingkat keasaman (pH) dalam darah.
Seperti yang sudah diterangkan di atas bahwa Asam karbonat atau H2C03 adalah senyawa kimia yang sebenarnya sudah ada didalam tubuh kita
Apabila mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung H2CO3 dapat meningkatkan keasaman dalam darah.
Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah.
Adanya kelainan pada mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis
Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.Akibat asidosis berat tersebut maka dapat menurunkan fungsi atau kinerja ginjal
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida.
Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.
Tetapi kedua mekanisme tersebut tidak akan berguna jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat.
Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan.
Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan bahkan kematian.
3. Mengotori makanan atau minuman
Di dalam mulut terdapat mikro organisme tak kasat mata yang bersifat mutualisme (baik) dan juga ada yang patologi (buruk). Maka, makhluk kecil tak kasat mata dalam mulut akan menempel pada makanan panas apabila kita tiup dan kemudian masuk ke dalam perut.
Pernafasan adalah salah satu jalan keluar bagi mikroorganisme, virus dan bakteri untuk menyebar dan menularkan pada manusia lainnya.
Tak hanya asam karbonat dan bakter H. Pylori saja yang bisa menular dan menyebar dengan tiupan, tetapi jenis bakteri dan virus lainnya juga bisa menyebar.
Sebut saja virus TBC, virus berbahaya yang terkadang tak disadari oleh seseorang yang mengidapnya yang akan dengan mudah menular melalui droplet dan pernafasan yang intens.
Sedangkan makanan atau minuman adalah sesuatu yang jelas akan masuk kedalam tubuh kita, diserap apa saja yang terkandung didalamnya termasuk nutrisi dan bakteri yang terkandung didalamnya.
4. Bau tidak sedap
Meniup atau bernafas dalam makanan atau minuman sangat dilarang, karena dikhawatirkan bau tidak sedap dari mulut orang yang meniup dapat mengenai makanan atau minuman.
Makanan atau minuman yang bau tentu tidak aman lagi untuk dikonsumsi.
5. Dampak bagi gigi
Organ tubuh pertama yang terkena dampak buruk dari kebiasaan mengonsumsi makanan panas adalah gigi.
Tanpa disadari, suhu makanan yang tinggi ternyata dapat merusak lapisan email gigi. Lapisan email yang terkikis bukan saja dapat menyebabkan gigi berlubang sehingga lebih berisiko terkena infeksi kuman dan bakteri, namun juga dapat membuat ujung-ujung sarafnya lebih sensitif terhadap makanan/minuman bersuhu ekstrem.
Hasilnya, Anda akan sering merasakan ngilu yang teramat sangat setiap kali mengonsumsi makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin.
6. Dampak bagi lidah
Jarang yang mengetahui bahwa suhu makanan yang terlalu tinggi merupakan penyebab utama lidah pecah-pecah dan memicu timbulnya rasa perih dan terbakar setiap kali makan.
Selain itu, kebiasaan mengonsumsi makanan panas juga dapat membuat lidah Anda melepuh. Hati-hati,Karena jika dibiarkan terus menerus, lidah yang melepuh akan membuat Anda kehilangan kemampun mengecap secara permanen.
7. Dampak bagi lambung
Anda pasti sudah tahu bahwa lambung merupakan organ pencernaan yang sangat penting. Nah, jika Anda ingin terhindar dari berbagai macam gangguan yang menyerang lambung, sebaiknya mulai tinggalkan kebiasaan mengonsumsi makanan panas.
Mengapa? Suhu makanan yang tinggi akan mengiritasi dinding lambung dan meningkatkan produksi asam HCL. Akibatnya, bukan saja perut akan terasa kembung dan begah, tapi Anda juga lebih rentan terkena kanker lambung.
Bakteri H. Pylori memegang peranan penting pada pernyataan bahayanya meniup makanan atau minuman yang masih panas.
Bakteri H. Pylori adalah bakteri yang menyebabkan gangguan lambung mulai dari luka kecil hingga membesar menjadi tukak lambung. Yang mengerikan lagi, bakteri ini dapat dengan mudah menyebar melalui pernafasan.
Tentu gangguan lambung adalah penyakit yang sosialis, siapapun bisa terjangkit. Akan sangat bahaya sekali jika seseorang yang memiliki gangguan lambung atau secara tak sadar memiliki gangguan lambung meniup makanan atau minuman yang akan disajikan pada tamu atau pada anaknya.
Bakteri itu nantinya akan berpindah dan mengontaminasi makanan atau minuman tersebut dan akhirnya masuk pada tubuh orang lain.
Makanan hangat atau panas memang nikmat dikonsumsi, dan kebiasaan pada umumnya, kita akan meniup makanan panas tersebut agar makanan bisa cepat disantap
Tahukah jika kebiasaan meniup makanan sangat berbahaya bagi kesehatan? Bahkan, larangan meniup makanan atau minuman tersebut juga datang dari Rasulullah Shalallahu Alaihi wasallam, yakni :
Hadis dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang bernafas di dalam gelas atau meniup isi gelas. (HR. Ahmad 1907, Turmudzi 1888, dan dishahihkan Syuaib Al-Arnauth).
Apa yang larang Rasulullah, pastilah didalamnya terdapat mudharat yang seharusnya kita jauhi. Selain itu, dengan mematuhinya, artinya kita bisa mendapatkan pahala sunnah, karena mencontoh apa yang dilakukan Rasulullah Shalallahu Alaihi wasallam. Begitupun dengan larangan meniup makanan.
Lepas dari itu semua memang sebenarnya manusia hidup dikodratkan untuk sabar dan menikmati kenikmatan yang ada bukan dengan terburu-buru. Dengan begitu kita akan lebih bisa menryukuri kenikmatan yang diberikan Allah kepada kita.
Dan apa yang diperintahkan dan dilarang Rasulnya itu ada kebaikan di dalamnya, Semoga bermanfaat.
Wallahu a'lam bish-shawab.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar