Sesuatu yang datangnya dari hati akan sampai ke hati dan akan diterima oleh hati (Habiburrahman El-shirazy).
Apabila cinta kepada Allah itu sudah sempurna, maka tidak ada sesuatu kesenangan yang dapat melebihi kesenangan dalam melakukan ibadah. (Al-Ghazali)
Hakikat cinta itu bukan seberapa besar yang kita dapat, tapi seberapa besar pengorbanan yang kita berikan pada yang kita cintai.
Banyak kisah cinta yang berakhir dengan kematian, mungkin karena mereka salah dalam memaknai hakikat cinta.
Memang cinta itu memabukan dan berjuta rasanya, sehingga menutupi akal sehat, sampai-sampai kotoranpun terasa coklat (kata yang sedang kasmaran) "hehe ga juga kali ya."
Seyogyanya cinta itu tidak memusnahkan jika tidak dikotori kemaksiatan. seperti kisahnya Antony dan Cleopatra, Ini kisah cinta antar bangsa, antara Mark Anthony yang tampan dari Romawi dan Pharaoh terakhir dari Mesir, yaitu Cleopatra.
Kisah ini berlangsung sekitar tahun 31 SM. Kisah ini kemudian diceritakan lagi oleh penulis terkenal Shakespeare yang membuat cerita ini terkenal di seluruh dunia.
Mark Anthony diceritakan meninggalkan istrinya, Octavia, karena tergoda oleh kecantikan Cleopatra yang akhirnya dinikahinya. Saudara laki-laki Octavia, yaitu Octavian, kemudian menghancurkan mereka berdua dengan meminjam pasukan Romawi.
Diceritakan saat perang dengan Romawi, Mark Anthony mendapat kabar (yang ternyata kabar palsu) kalau Cleopatra terbunuh. Mark Anthony kemudian bunuh diri karena percaya akan berita itu.
Cleopatra yang mendengar bahwa kekasihnya itu mati, akhirnya juga bunuh diri dengan racun. Cerita ini hampir mirip dengan kisah Romeo dan Juliet dari Verona, Italy.
Bro and sist, Musuh terbesar kita adalah ego kita sendiri. Musuh sebenar-benarnya manusia adalah diri sendiri (hawa nafsu). "Bakar'' & redakan api amarah, tapi jangan kita bakar jasad sendiri".
Kisah cinta Antony dan Cleopatra adalah salah satu contoh tentang dasar serta pembuktian cinta yang salah, cinta yang hanya didasari oleh hawa nafsu semata.
Mencintai dan dicintai adalah fitrah sebagai manusia. Ingin mencintai dan dicintai. Cinta itu bersih dan suci, tapi sayangnya tanpa sadar, kita sendiri yang membuatnya ternodai.
Cinta tidak melulu kepada lawan jenis, tidak hanya soal suka saling suka, apalagi cinta yang berakhir nestapa karena ikatan yang belum waktunya. Lupa bahwa Allah sudah mengatur cinta sesuai tempatnya. Luput dari perhatian kita bahwa cinta itu milik semua ciptaan-Nya,
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk membuktikan cinta yang tulus, seperti saling mendoakan atau saling mendukung agar bisa sama-sama meraih kesuksesan.
Cinta seharusnya dapat memberikan kita energi, energi untuk membuat kita bangkit, bahkan disaat sedih yang sedang kita lalui.
Mencintai itu berarti mengerti, memahami, menghargai, peduli, merasakan dan menerima apa adanya.
Mencintailah karena Allah, maka bertemu dan berpisahpun karena Allah. Sedang nafsu berkumpulnya jadi maksiat, dan berpisahnya jadi dendam. Cinta karena Allah menjadikan manusia bertanggung jawab, karena apa yang diperbuatnya bukan hanya tentang dunia tapi akhirat.
Cinta yang seperti ini merupakan karunia yang besar, yang mampu membuat para nabi dan syuhada cemburu karenanya. Sebab kita yakin dengan cinta yang tersambung oleh iman karena Allah SWT, kita meraih manisnya iman.
Wallahu'alam.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar