Pernahkah melihat salju? Salju (dari bahasa Arab ثلج) adalah air yang jatuh dari awan yang telah membeku menjadi padat dan seperti hujan. Salju terdiri atas partikel uap air yang kemudian mendingin di udara atas jatuh ke bumi sebagai kepingan empuk, putih, dan seperti kristal lembut
Dikutip dari situs resmi LIPI, Minggu (7/5/2017), salju terbentuk dari uap air yang terkumpul di atmosfer. Uap air yang terkumpul itu kemudian mencapai titik kondensasi alias temperatur di mana gas berubah menjadi cair atau padat. Uap air itu kemudian membentuk awan.
Massa awan lebih kecil ketimbang massa udara. Itulah yang menyebabkan awan mengapung di udara.
Semakin lama uap semakin terkumpul yang membuat massa awan menjadi lebih berat. Karena daya tampungnya sudah maksimal, pecahlah uap air di awan dan menyebabkan partikel air jatuh ke bumi.
Berbeda dengan air yang kita minum sehari-hari, partikel air yang jatuh ke bumi itu tak langsung beku pada suhu 0 derajat celcius. Partikel air dari awan masih murni karena belum tercampur zat lain.
Butuh suhu di bawah 0 derajat celcius untuk membuat partikel air menjadi beku. Namun, suhu rendah seperti itu rupanya belum tentu bisa membentuk salju. Suhu di awan pun biasanya sudah di bawah nol derajat celcius.
Saat partikel tersebut mengenai udara, maka kandungan awan tersebut sudah terkontaminasi. Akan tetapi, ada partikel lain yang mempercepat fase pembekuan sehingga air tersebut cepat mengkristal menjadi es. Partikel tersebut bernama nukleator. Pada saat temperatur tidak sampai melelehkan kristal tersebut, maka saat itu akan turun salju.
Hal yang menyebabkan partikel air belum tentu menjadi salju karena suhu udara sebelum menyentuh bumi terhitung tinggi. Partikel air yang membeku itu kemudian kembali mencair setelah tersentuh suhu udara hangat atau tinggi. Inilah yang membuat wilayah beriklim tropis jarang dijatuhi salju.
Meski tak dijatuhi salju, sebagian wilayah Indonesia masih sering diguyur hujan es. Fenomena itu akibat suhu udara tak bisa secara total membuat partikel es mencair.
Pada suhu tertentu (disebut titik beku, 0° Celsius, 32° Fahrenheit), salju biasa meleleh dan hilang. Proses saat salju/es berubah secara langsung ke dalam uap air tanpa mencair terlebih dulu disebut menyublim. Proses lawannya disebut pengendapan.Saat salju membeku, sering kali menjadi pecahan kecil yang disebut "kepingan salju".
Di sisi lain, ada kemungkinan bahwa akan terjadi hujan es seperti yang sering terjadi Bandung karena rendahnya suhu dan cahaya matahari tidak sampai mengenai butiran es tersebut. Ada tiga faktor yang memengaruhi hujan es, yaitu tersedianya energi potensial di udara, tersedianya kelembapan yang memadai, dan adanya lapisan udara kering yang menopang diatas lapisan udara lembap dan panas.
Dengan demikian, salju terbentuk dengan beberapa faktor, yaitu letak khatulistiwa, tinggi rendahnya antara permukaan dan awan, serta temperatur yang memengaruhi awan tersebut. Di dunia, salju biasa terjadi pada negeri beriklim subtropis dan sedang. Namun, ada juga daerah tropis yang bersalju, yakni di Pegunungan Jayawijaya dan Barisan Sudirman di Papua, Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar