Overdosis atau disebut juga melebihi takaran yang seharusnya, adalah mengkonsumsi suatu obat atau bahan lainnya dalam jumlah yang lebih banyak dari yang direkomendasikan pada umumnya.
Overdosis bukan hanya dalam hal obat-obatan, bisa juga overdosis makan dan minum, overdosis dalam beribadah, overdosis dalam beramal, overdosis dalam emosi, dan lain sebagainya.
"Namun dalam kesempatan kali ini saya akan menginformasikan terlebih dahulu akan bahayanya berlebihan atau overdosis dalam hal makan dan minum."
Menurut Ketua Indonesia Hydration Working Group (IHWG) Budi Wiweko, normalnya remaja dan dewasa minum air putih 8 gelas per hari atau dua liter.
“Minum air 8 gelas perhari itu sangat vital.” Lalu bagaimana jika kita meminum jauh melebihi daripada 2 liter? Misalkan saja 8-9 liter? Itu namanya overdosis.
Kalau minum air putih 8-9 Liter perhari, ginjal akan banyak berjuang untuk mengeluarkan air dari system pencernaan. Dalam kasus yang jarang terjadi, ini bahkan bisa merusak organ tubuh atau edema otak dan pernafasan.
Overdosis atau bisa dikatakan sikap berlebihan seperti dalam hal makan dan minum bukan saja akan merusak organ tubuh sehingga mengakibatkan penyakit bahkan kematian, tapi itu juga salah satu sifat yang dilarang dalam syariat karena tidak disukai Allah. Seperti yang telah di jelaskan dalam Al-Qur’an :
وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“Makan dan minumlah kalian, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (QS. Al A`raaf : 31)
Dalam haditsnya Rasulullah saw mengingatkan
إياكم والبطنة في الطعام والشراب فانها مفسدة للجسم وتورث السقم عن الصلاة
Artinya: “Jauhilah olehmu mengisi perut dengan penuh terhadap makanan dan minuman, sebab mengisi perut dengan penuh akan membahayakan tubuh dan menyebabkan malas shalat.” (H.R. Bukhari)
Dari hadits di atas, jelaslah bahwa mengisi perut secara berlebihan meskipun dengan makanan yang halal, tetap dilarang dan mesti dihindari. Sebab, mengisi perut dengan berlebihan dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit baik jasmani maupun rohani, seperti :
1. Obesitas
Terkadang kita dibuat bingung dengan pengertian obesitas dan overweight, padahal kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda.
Obesitas adalah suatu kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak, untuk pria dan wanita masing- masing melebihi 20% dan 25% dari berat tubuh dan dapat membahayakan kesehatan.
Sementara overweight (kelebihan berat badan, kegemukan) adalah keadaan dimana Berat Badan seseorang melebihi berat badan normal.
Keberadaan obesitas atau penumpukan lemak tubuh yang berlebih tidak bisa lagi dianggap sepele. Bahkan beberapa riset saat ini menunjukkan, risiko kematian akibat obesitas lebih berbahaya dan telah menggeser posisi dari rokok, yang selama ini menjadi penyebab utama kematian.
Obesitas muncul akibat kebanyakan makan, khususnya makanan yang mengandung gula dan minyak.
Khususnya lagi bagi orang-orang yang memiliki predisposisi (kecenderungan) genetik. Obesitas pada hakikatnya adalah penyakit buruk yang membatasi ruang gerak dan kemampuan seseorang.
Selain itu, ia juga mengakibatkan timbulnya penyakit-penyakit berbahaya, seperti : penyakit kronis pada otot jantung, nyeri akibat serangan jantung, penyakit gula (diabetes), tekanan darah berlebih, dan pengerasan (dinding) pembuluh nadi.
Saat ini penyakit-penyakit tersebut marak terjadi di masyarakat yang cenderung berfoya-foya.
2. Gigi Rapuh
Kondisi yang amat memprihatinkan di kalangan batita adalah gigi gerigis. Orangtua mungkin mengira anaknya mempunyai gigi yang rapuh, tapi setelah ditanya mendetail ternyata memang gigi dan mulut anak tidak pernah diberi kesempatan beristirahat dari serangan makanan dan minuman manis.
Anak mungkin biasa diberi cemilan manis, aneka biskuit atau jus kotakan, anak makan mengemut, dan biasa diberikan susu dari botol sepanjang hari dan malam.
Gigi rapuh juga termasuk penyakit yang banyak tersebar di masyarakat lantaran terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung gula.
3. Batu Ginjal
Penyakit ini kebanyakan menimpa orang-orang yang banyak mengkonsumsi daging, susu, keju, dan berlebihan dalam mengkonsumsi Vitamin C dan D juga dapat mempermudah pengkristalan kalsium oksalat. Kalsium oksalat adalah komponen yang paling umum dari batu ginjal.
4. Pengerasan Dinding Pembuluh Nadi.
Pengerasan dinding pembuluh nadi adalah penyakit berbahaya yang menjangkiti pengonsumsi makanan berminyak. Hal ini disebabkan, mereka mengalami penambahan minyak dalam darah.
5. Pirai (Gout).
Pirai atau gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia).
Penyakit pada persendian yang datang secara tiba-tiba dan sangat nyeri, khususnya pada persendian kaki dan ibu jari. Penyakit ini banyak menimpa orang-orang yang banyak mengonsumsi daging.
Berkata Ibnu Katsir : “Jangan berlebih-lebihan dalam makanan karena ada padanya mudharat terhadap akal dan badan”.
Dari al Miqdam bin Ma`diy Karib radhiallahu `anhu bahwa Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam bersabda :
مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ مَا وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ
“Tidak ada yang lebih jelek dari satu bejana yang diisi penuh oleh anak cucu Adam selain dari perut, cukuplah bagi anak cucu Adam makanan yang akan menegakkan sulbinya, kalau seandainya mau tidak mau memang harus diisi, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas”.
Segala sesuatu yang berlebihan pasti akan berakibat fatal, oleh karena itu nasihat Rasulullah SAW di atas patut kita jadikan
renungan dan tuntunan.
Secara Rohani banyak makan akan malas beribadah dan menghilangkan kenikmatan beribadah.
Junaid al-Baghdadi rahimahullahu taala berkata, “Di antara kalian telah menjadikan makanan sebagai penghalang antara kamu dengan Tuhanmu. Orang yang perutnya selalu kenyang tidak akan pernah merasakan nikmatnya beribadah. Sungguh hal itu tidak mungkin pernah terjadi.”
Diriwayatkan oleh Aisyah radhiallahu'anha, dia berkata, “Musibah perrtama yang terjadi pada umat ini setelah nabinya meninggal adalah orang yang memiliki perut yang selalu kenyang. Seseorang apabila kenyang perutnya maka badannya menjadi gemuk, lemah hatinya dan gejolak syahwatnya.
Imam Ghazali rahimahullahu ta'ala berkata:
Hendaklah engkau menjaga perutmu dan memperbaikinya. Karena adalah anggota tubuh yang paling berat, paling berbahaya dan paling membutuhkan pertolongan. Ia merupakan sumber dan tempat penyimpanan seluruh makanan dan minuman. Ia memberikan pengaruh yang kuat bagi anggota tubuh seperti kekuatan, kelemahan dan hasrat dan bersetubuh. Oleh karena itu, hendaklah engkau menjaganya dari yang diharamkan dan syubhat (hal yang diragukan antara halal dan haram), sebagai langkah pertama. Kemudian menjaganya dari kelebihan makanan dan minuman yang halal, sebagai langkah kedua, apabila engkau ingin memiliki semangat dalam beribadah kepada Allah.
Dalam sebuah riwayat lain oleh Abu Juhaifah, dia bercerita: Aku makan dengan daging yang direndam dalam kuah. Lalu aku mendatangi Rasulullah dan aku bersendawa, beliau langsung berkata, "Wahai bu Juhaifah, jauhkan sendawamu dari kami. Sesungguhnya orang yang paling banyak kenyang di dunia, maka dia paling banyak laparnya di hari kiamat." (HR. Hakim)
Makanan selama makanan itu baik maka silakan tapi dengan syarat tidak sampai derajat berlebih-lebihan dan tidak boleh dalam derajat kesombongan.
وَعَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ, عَنْ أَبِيهِ, عَنْ جَدِّهِ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( كُلْ, وَاشْرَبْ, وَالْبَسْ, وَتَصَدَّقْ فِي غَيْرِ سَرَفٍ, وَلَا مَخِيلَةٍ ) أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ, وَأَحْمَدُ, وَعَلَّقَهُ اَلْبُخَارِيُّ
Dari ‘Amr Ibnu Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, radhiyallāhu ‘anhum (semoga Allāh meridhai mereka) berkata, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Makanlah dan minumlah dan berpakaianlah dan bersedekahlah tanpa berlebihan (isrāf) dan tanpa kesombongan.”
(HR Abū Dāwūd dan Ahmad dan Al-Imām Al-Bukhāri meriwayatkan secara ta’liq)
Wallahu’alam bishshowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar