Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan).
Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang.
Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya.
Kayu merupakan bahan yang dapat menyerap air disekitarnya (hygroscopic), dan dapat mengembang dan menyusut sesuai kandungan air tersebut. Karenanya, kadar air kayu merupakan salah satu syarat kualitas produk kayu gergajian.
Jika diperuntukan menerima beban, kayu memiliki karakter kekuatan yang berbeda dari bahan baja maupun beton terkait dengan arah beban dan pengaruh kimiawi, karena struktur serat kayu memiliki nilai kekuatan yang berbeda saat menerima beban. Kayu memiliki kekuatan lebih besar saat menerima gaya sejajar dengan serat kayu dan lemah saat menerima beban tegak lurus arah serat kayu.
Ilmu kayu (wood science) mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu serta sifat-sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi penanganan.
Beberapa jenis kayu dipilih karena bersifat kedap air, isolator, dan mudah dibentuk.
Kayu baru tebang memiliki kadar air yang tinggi, 200% - 300%. Setelah ditebang kandungan air tersebut berangsur berkurang karena menguap.
Mulanya air bebas atau air di luar serat (free water) yang menguap. Penguapan ini masih menyisakan 25% - 35% kandungan air. Selanjutnya penguapan air dalam serat (bound water).
Kayu dapat di keringkan melalui udara alam bebas selama beberapa bulan atau dengan menggunakan dapur pengering (kiln). Kayu dapat dikeringkan ke kadar sesuai permintaan.
Kadar air kayu untuk kuda - kuda biasanya harus kurang dari atau sama dengan 19 persen. Kadang diminta kadar air kayu hingga 15% (MC 15). Namun karena kayu bersifat higroskopis, pengaruh kelembaban udara sekitar kayu akan mempengaruhi kadar air kayu yang akan mempengaruhi kembang susut kayu dan kekuatannya.
* Sejarah
Tumbuhan berkayu muncul di alam diperkirakan pertama kali pada 395 hingga 400 juta tahun yang lalu.
Manusia telah menggunakan kayu untuk berbagai kebutuhan sejak ribuan tahun, terutama untuk bahan bakar dan bahan konstruksi untuk membuat rumah dan senjata serta sebagai bahan baku industri (misal pengemasan dan kertas).
Kayu bisa dijadikan referensi sejarah mengenai kondisi iklim dan cuaca pada masa pohon tersebut tumbuh melalui variasi jarak antar cincin pertumbuhan.
* Klasifikasi Hardwood dan Softwood
Kayu adalah material yang sudah lama menjadi sahabat manusia, dan kini kerajinan kayu untuk fashion menjadi sebuah trend populer, dengan beberapa produk berupa jam tangan kayu, tas kayu, kacamata kayu, tasbih, hingga dompet kayu, jadi penggunaan kayu kini tidak hanya terpaku pada furnitur dan peralatan saja.
Pada dasarnya terdapat dua jenis kayu, yaitu kayu keras (hardwood) dan kayu lunak (softwood). Mungkin kita berpikir bahwa kayu keras lebih kokoh dari yang lunak, tapi sebenarnya ini hanyalah klasifikasi untuk jenis pohon asal kayu tersebut, dan tidak mengacu pada tingkat kekerasannya ataupun kualitasnya.
Kayu lunak adalah kayu yang berasal dari jenis pohon yang bijinya tidak memilki atau ditutupi oleh daging buah, seperti pohon pinus. Sebaliknya, kayu keras berasal dari pohon yang bijinya terdapat di dalam badan buah, seperti pohon maple.
Dari segi karakteristik, kayu lunak mempunyai kepadatan dan struktur renggang, hingga gampang untuk dihancurkan dan sering digunakan untuk membuat kertas, dan kayu keras sering digunakan untuk pembuatan furnitur karena kepadatan dan struktur yang lebih rapat, hingga lebih keras.
* Beberapa Jenis Kayu Lunak (Softwood)
1. Cedar (Cemara): Sering digunakan karena memiliki wangi khas, serta warna merah yang unik. Kayu cedar juga mempunyai ketahanan baik terhadap kelembaban, dan oleh karena itu sering digunakan untuk perabotan rumah dan eksterior bangunan.
2. Pinus: Sangat digemari oleh para pengrajin kayu karena uratnya menyerupai kayu jati. Kayu ini juga sering digunakan untuk pembuatan perabotan.
3. Redwood: Walaupun karakteristiknya mirip dengan cedar, warna kayu redwood terlihat lebih merah, dan juga lebih kuat dari cedar. Harganya pun lebih mahal.
* Beberapa Jenis Kayu Keras (Hardwood)
1. Mahoni (Mahogany): Kayu mahoni sangat indah untuk dijadikan aksesoris atau dekorasi karena memiliki urat yang sangat bagus dan warna coklat tua yang memberi kesan antik. Harganya relatif lebih mahal dibanding lainnya.
2. Chico Zapote (Sawo): Terdapat dalam warna merah muda hingga coklat kemerahan tua, dan sering digunakan untuk aksesoris kayu kecil, furnitur, dan flooring. Mempunyai daya tahan yang sangat kuat, terhadap cuaca maupun serangga.
3. Sonokeling (Rosewood): Mempunyai tekstur halus, dengan serat yang lurus namun kadang bergelombang. Relatif lebih susah untuk dikerjakan, namun kuat dan sangat tahan terhadap rayap dan jamur.
4. Maple: Tersedia dalam dua jenis, yaitu lunak dan keras. Namun, banyak pengrajin kayu lebih memilih yang lunak karena lebih mudah untuk diolah, serta mempunyai urat bagus dan harganya pun lebih murah dari jenis kerasnya. Maple keras sering digunakan untuk peralatan musik dan talenan.
5. Walnut: Dikenal karena warnanya, dan harganya cukup mahal sehingga lebih sering digunakan untuk pembuatan rak dan lapisan luar perabotan.
6. Jati (Teak): Kayu ini sangat digemari dan beberapa jenis susah untuk dicari. Secara keseluruhan, kayu ini sangat tahan terhadap cuaca dan memiliki warna keemasan, dan sering digunakan untuk perabotan luar dan dalam rumah, serta sebagai alat dapur seperti sendok, piring dan lainnya.
Semoga dengan informasi ini, kita dapat memilih jenis kayu yang cocok untuk produk kerajinan kayu dengan lebih baik, dan juga lebih mengerti mengenai material yang digunakan oleh pengrajin kayu Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar