Senin, 16 Oktober 2017

Hujan


Seluruh makhluk hidup yang tinggal di bumi membutuhkan air sebagai salah satu komponen untuk mempertahankan kehidupannya. Melalui serangkaian proses, Allah melimpahkan hujan dari atas permukaan bumi sebagai salah satu bukti kasih sayangnya kepada seluruh makhluk bumi.

Hujan adalah sebuah presipitasi (setiap produk dari kondensasi air di atmosfer) berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair seperti salju, batu es dan slit.

Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi.

Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara.

Dengan kata lain hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering.hujan jenis ini biasa di sebut virga.



Musim hujan hanya terjadi di wilayah yang beriklim tropis.Di daerah tropis musim hujan bergantian dengan musim kemarau dan sangat di pengaruhi oleh pergerakan semu matahari tahunan.karena pergerakan matahari mengubah peta suhu udara dan permukaan tanah dan samudera.sehingga perbedaan suhu akan mengubah konsentrasi uap air di udara.

Hujan itu bukti kasih sayang Allah dan salah satu bukti kebesaranNya, karena setelah dilakukan penelitian panjang, ternyata air yang menguap dari bumi sama dengan jumlah hujan yang jatuh ke bumi dalam satu tahun.

Jumlah air yang ada di atas permukaan bumi diperkirakan mencapai 1.360 juta km kubik. Jumlah itu terbagi dalam dua komposisi yakni 97% adalah air asin di lautan dan samudera, dan 2,8% adalah air tawar dalam bentuk padat, cair, dan gas.

Air menutupi hampir 71% luas permukaan bumi yang luasnya diperkirakan sekira 510 juta km kubik. Artinya, luas area perairan di bumi sekira 361 juta km kubik, sedangkan area daratan diperkirakan sekira 149 juta km kubik.

Tingkat penguapan yang terjadi dari permukaan air diperkirakan sekira 320.000 km kubik air per tahun. Sementara tingkat air yang menguap dari daratan diperkirakan hampir mencapai 60.000 km kubik.

Setelah kedua kalkulasi itu dijumlah, diketahui bahwa siklus air yang beredar di antara daratan dan lapisan udaranya sekira 380.000 km kubik per tahun. Sebagian besar air tersebut menguap dari daerah-daerah tropis, di mana temperatur udaranya per tahun sekira 25 derajat Celsius.

Air jatuh kembali ke bumi dalam bentuk hujan, air, salju, hujan es, atau gerimis itu terdistribusi ke permukaan bumi. Jumlah air yang diendapkan pada permukaan tanah basah lebih tinggi dari air yang menguap darinya yakni 96.000 km kubik berbanding 60.000 km kubik.

Sementara itu, jumlah air yang mengendap ke dasar laut dan samudera jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang menguap dari permukaannya, yakni 284.000 km kubik berbanding 320.000 km kubik.

Perbedaan atau selisih antara dua bilangan itu sama persis dengan jumlah curah hujan dan air yang menguap dari bumi, yang hampir mencapai 36.000 km kubik air mengalir dari daratan ke lautan dan samudera setiap tahunnya.

Jumlah itu menunjukkan bahwa jumlah air yang turun ke bumi adalah konstan.

Hal ini sudah disebutkan dalam Surat Az Zukhruf sebagai berikut; “Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (Al Qur’an, 43:11)

Kadar dalam hujan ini pun sekali lagi telah ditemukan melalui penelitian modern. Diperkirakan dalam satu detik, sekitar 16 juta ton air menguap dari bumi. Angka ini menghasilkan 513 trilyun ton air per tahun. Angka ini ternyata sama dengan jumlah hujan yang jatuh ke bumi dalam satu tahun.

Hal ini berarti air senantiasa berputar dalam suatu siklus yang seimbang menurut “ukuran atau kadar” tertentu. Kehidupan di bumi bergantung pada siklus air ini. Bahkan sekalipun manusia menggunakan semua teknologi yang ada di dunia ini, mereka tidak akan mampu membuat siklus seperti ini.

Jumlah yang tetap ini selain dinyatakan dalam Al Qur’an dengan menggunakan istilah “menurunkan air dari langit menurut kadar”. ternyata jumlah air hujan yang konstan ini bahkan telah dijelaskan oleh Rasulullah dalam sabdanya.

“Curah hujan pada suatu tahun kadarnya tidak kurang dari jumlah curah hujan yang turun di tahun lainnya,” HR Baihaqi.

Dalam riwayat yang lain Rasulullah bersabda, “Curah hujan pada satu tahun tertentu kadar airnya tidak kurang dari curah hujan yang turun pada tahun lainnya. Hanya saja, Allah mengatur pembagian air hujan tersebut di seluruh muka bumi,” HR Al-Hakim.

Tetapnya jumlah ini sangatlah penting bagi keberlangsungan keseimbangan ekologi dan, tentu saja, kelangsungan kehidupan ini.

Bahkan satu penyimpangan kecil saja dari jumlah ini akan segera mengakibatkan ketidakseimbangan ekologi yang mampu mengakhiri kehidupan di bumi. Namun, hal ini tidak pernah terjadi dan hujan senantiasa turun setiap tahun dalam jumlah yang benar-benar sama seperti dinyatakan dalam Al Qur’an. Subhanallah, Mahabesar Allah dengan segala firmanNya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar